Pendidikan karakter
Suami lagi asyik nonton bola sambil berdoa semoga Indonesia juara!!! Yeyeye. Berbicara mengenai juara, mengingatkan ku pada beberapa kejadian di seminggu ini yang ternyata tugasku sebagai pengajar mata kuliah pendidikan karakter, bukan hanya sebatas mata kuliah 1 semester saja.
Sudah 2 tahun ini, di setiap semester ganjil aku mengajar mata kuliah pendidikan karakter di sebuah kampus di Karawang. Mahasiswa nya pun bermacam-macam, ada yang baru lulus SMA, ada yang karyawan, ada yang mahasiswa kutu loncaat daaaan sebagainya.
Tulisan ini pun karena tergelitik dari posting teman di path tentang pendidikan di negeri tetangga yang mementingkan pendidikan moral pada sekolah dasar, dibandingkan dengan pendidikan hitungan. Pelajaran mengantri menjadi pelajaran utama dibandingkan pelajaran menghitung. Katanya butuh waktu yang lama untuk mengajarkan individu mengantri, sedangkan hanya butuh waktu kurang dari 3 bulan untuk mengajar individu jago menghitung.. Hmmm iya juga yak!!
Dan lagi, salah satu tulisan di akun instagram juga menyindirku. Katanya sering kita membangunkan anak kita (walaupun saya belum punya) dengan ancaman nanti telat sekolah, pintu gerbang di kunci, gak bisa masuk! Tapi, kita gak pernah bangunin mereka dengan kata-kata "ayo bangun sholat shubuh, jangan telat, nanti pintu surga di kunci, gak bisa masuk!" Langsung DEG!!! Iya yaaa...
Iya yaa, ternyata pendidikan karakter itu proses yang lama, menahun!! Gak bisa instan kaya bikin mie goreng, rebus, tiriskan, campur bumbu, nyam nyam.
Pendidikan karakter gak akan selesai dalam 1 semester, walaupun nilai UAS udah keluar. Dan rasanya miris ketika mendengar anak-anak lebih jago goyang ala ala artis TV, melihat orangtua yang menghukum anaknya karena kesal pada pasangannya, melihat mahasiswa yang mengharap nilai A hanya karena mengumpulkan tugas hasil pencarian semalam suntuk di mesin pencarian internet.
Lebih dari itu,
Dan semoga Yang Maha Mendengar, Yang Maha Membimbing senantiasa memudahkan langkah kita untuk senatiasa menanamkan karakter yang kereen, sekeren Nabi dan sahabat-sahabatnya.
Barakallah!!
-semoga Indonesia juara seagames-
Sudah 2 tahun ini, di setiap semester ganjil aku mengajar mata kuliah pendidikan karakter di sebuah kampus di Karawang. Mahasiswa nya pun bermacam-macam, ada yang baru lulus SMA, ada yang karyawan, ada yang mahasiswa kutu loncaat daaaan sebagainya.
Tulisan ini pun karena tergelitik dari posting teman di path tentang pendidikan di negeri tetangga yang mementingkan pendidikan moral pada sekolah dasar, dibandingkan dengan pendidikan hitungan. Pelajaran mengantri menjadi pelajaran utama dibandingkan pelajaran menghitung. Katanya butuh waktu yang lama untuk mengajarkan individu mengantri, sedangkan hanya butuh waktu kurang dari 3 bulan untuk mengajar individu jago menghitung.. Hmmm iya juga yak!!
Dan lagi, salah satu tulisan di akun instagram juga menyindirku. Katanya sering kita membangunkan anak kita (walaupun saya belum punya) dengan ancaman nanti telat sekolah, pintu gerbang di kunci, gak bisa masuk! Tapi, kita gak pernah bangunin mereka dengan kata-kata "ayo bangun sholat shubuh, jangan telat, nanti pintu surga di kunci, gak bisa masuk!" Langsung DEG!!! Iya yaaa...
Iya yaa, ternyata pendidikan karakter itu proses yang lama, menahun!! Gak bisa instan kaya bikin mie goreng, rebus, tiriskan, campur bumbu, nyam nyam.
Pendidikan karakter gak akan selesai dalam 1 semester, walaupun nilai UAS udah keluar. Dan rasanya miris ketika mendengar anak-anak lebih jago goyang ala ala artis TV, melihat orangtua yang menghukum anaknya karena kesal pada pasangannya, melihat mahasiswa yang mengharap nilai A hanya karena mengumpulkan tugas hasil pencarian semalam suntuk di mesin pencarian internet.
Lebih dari itu,
Dan semoga Yang Maha Mendengar, Yang Maha Membimbing senantiasa memudahkan langkah kita untuk senatiasa menanamkan karakter yang kereen, sekeren Nabi dan sahabat-sahabatnya.
Barakallah!!
-semoga Indonesia juara seagames-
Komentar
Posting Komentar