BUNDA SAYANG : MELATIH KEMANDIRIAN
Badge Level 2 |
Yes, I can!
Kata-kata itu menjadi mantra dalam tugas level 2 kelas Bunda Sayang kali ini. Setelah pada level 1, mengenai komunikasi produktif, pada level 2 kali ini, kami para peserta diminta untuk melakukan tugas, yang menurut saya, be to the rat, alias berat. Sehingga, mantra Yes, I can! sangat tepat sekali digunakan.
Kami diminta untuk melakukan "Melatih Kemandirian" , dalam hal ini bagi saya melatih kemandirian bersama pasangan. Semoga segera bisa melatih kemandirian pada anak, aamiin.
Nah, apa saja tantangannya?
Hey, beb!
Setelah melakukan perbincangan mendalam *hasyaah* , akhirnya tema yang diusung adalah hey, beb! apa itu? Hey, beb! adalah salah satu kata yang sering diucapkan saat kami membutuhkan satu sama lain,
" Beb, galon ya!"
" Beb, anduknya dong!"
" Beb, baju kotornya!" dan hey, beb yang lainnya.
Prosesnya?
Tantangan 10 hari ini, tantangan yang menyenangkan, karena kita dituntut untuk perlahan-lahan merubah kebiasaan yang mungkin sudah lama tertanam di alam bawah sadar kita. Saking menyenangkannya, kadang gemes, kadang lancar *hahahahaa*, sungguh, dinamika yang luar biasa! Apalagi yang berhubungan dengan konsisten. *tarik nafas, hembuskan!*. Alhamdulillah tantangan 10 hari pun dilalui, tugas selanjutnya adalah menjaganya agar tetap konsisten.
Raja dan Ratu Tega!
To be honest, ini adalah yang paling berat. Menjadi ratu dan raja tega! Alhamdulillah, walaupun tertatih akhirnya pelan-pelan menjadi Ratu dan Raja Tega. Misalnya :
1. Suami yang akhirnya "men-tega-kan" istrinya untuk pergi naik ojek
2. Suami yang akhirnya "men-tega-kan" istrinya mengganti galon, dan belajar menganti gas
3. Istri yang akhirnya "men-tega-kan" suaminya menyingkirkan anduk sendiri selepas digunakan di pagi hari.
4. Istri yang akhirnya "men-tega-kan" suaminya merapikan perlengkapan setelah makan malam.
dan masih banyak tega tega lainnya. Itu men-tega- kayak mau bikin roti, hahaha...
Reward and Punishment!
Hmmm... menarik sih memberikan hadiah dan hukuman pada diri sendiri dan pasangan, sebagai bentuk imbas dari Ratu dan Raja Tega. Tetapi, untuk yang satu ini belum diterapkan secara maksimal. Reward yang diberikan baru sebatas verbal dan sentuhan, seperti " terima kasih, beb" dan sebagainya.
Melatih kemandirian memang menarik, dan ingat, menjadi mandiri bukan berarti lantas kita melepaskan diri, atau apa-apa dikerjakan sendiri. Melatih kemandirian artinya menyiapkan diri kita untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang muncul, melatih rasa percaya diri, survivor, problem solving, dan masih banyak yang lainnya.
Semoga Allah mudahkan kita untuk terus menjadi individu yang terus berbenah menuju kebaikan.
Salam,
Ummi
Komentar
Posting Komentar