SATU : PROBLEM IDENTIFICATION





Alohaaaa, I'm back of course with tugas dari kuliah Institut Ibu Profesional. Yes, blog ini memang sebagian besar "hidup" dari tugas-tugas kuliah. Bersyukur banget sih, jadi bisa merekam jejak dari kuliah awal-awal dulu sampe kini tidak terasa di fase Bunda Shaliha

Setiap memasuki fase perkuliahan, entah mengapa rasanya selaras dengan challenge yang dihadapi di dunia nyata. Pun demikian dengan awal masuk fase Bunda Shaliha. Ketika materi satu berkaitan dengan "Problem Identification" seketika otak lalu berfikir, serasa flash back ke dua bulan belakang ini. Yes dua bulan ini dihadapkan pada tantangan baru yang sebenernya adalah tantangan berkelanjutan dari fase bun-bun sebelumnya. Menarik ya! 

Mendadak teringat pesan bu Septi, kalau saya bisa menyelesaikan tantangan ini, maka akan ada perempuan-perempuan di luar sana yang mungkin punya masalah serupa merasa terbantu. So, pada prinsipnya ndak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, hanya kita perlu menggeser sudut pandang kita untuk mencari sebenernya apa sih titik dari masalah ini? "core of the core" dari masalah ini. And it helps us to thing objectively instead of blaming this problem to someone, right!. 

(btw, kalau temen-temen baca ada yang sok keminggris, memang di level ini kita ditantang untuk bisa menuliskan jurnal dengan berbeda, jadi pengen keminggris tapi masih campur-campur, gak papa lah yaaa

"Kalau masih diselimuti masalah, artinya kita manusia, kalau diselimuti wijen, itu namanya onde-onde" -Sebuah tulisan melintas di iklan sosial media-

Oke, balik ke problem identification. Problem Identification is an important thing, because we have to breakdown every problem that might pop up in our mind, to decide, yes this is "the core" of my problem. Jika kita temukan inti masalahnya, maka masalahnya akan terurai, masalah yang seolah-olah besar mulai menemukan titik terangnya. 

Nah, ini kurang lebih problem statement dari penelusuran masalah yang muncul 2 bulan ini 


Kali ini saya mengangkat masalah yang muncul dalam proses pindah dari Karawang ke Gresik. Meskipun rencana ini sudah direncanakan sejak tiga tahun yang lalu, namun tidak menyangka akan se short notice itu. Dari yang awalnya hanya mudik lebih awal, Qadarullah jadi perpanjang dan pelan-pelan rencan pindah dari Karawang mulai nampak. Secara mental, yes I'm ready tapi dalam perjalanannya perlu banyak penyesuaian yang akhirnya secara tidak langsung berdampak nyata pada aktivitas rutin yang dilakukan sebelumnya. Penyesuaian yang tak hanya berkaitan dengan aktivitas di ranah pribadi dan publik, namun juga penyeseuain dalam lingkup keluarga, yang semula kami hanya berdua kini menjadi berlima bersama Ayah dan Ibu mertua serta adik ipar. 

Yang disyukuri adalah hubungan kami baik sejak awal, namun tetap perlu penyesuaian dalam kebiasaan sehari-hari. Setelah digali lebih dalam saya merasa sih masalah ini berujung pada skala prioritas dan mengelola/ manajerial. 

Untuk lebih detailnya, bisa dilihat disini nih : PROBLEM IDENTIFICATION

Well, demikian cerita singkat mengenai problem identification, hmmm next nya apa ya?

Komentar

Postingan Populer