Bubur sum-sum atau sum sum bubur?


Lihat gambar di atas, hmm.... mungkin biasa saja bagi sebagian orang, tapi tidak bagi sebagian yang lain terutama saya dan dia. Kenapa? karena ada cerita geli di balik semangkok bubur sumsum.  
Dia selalu tau tempat makan yang unik dan seru, sampai suatu ketika, kami sudah mentok dengan mencoba berbagai tempat yang ada. Akhirnya, diputuskan untuk bertanya pada buku "wisata kuliner" yang baru dibelinya, yah...iseng-iseng berhadiah namanya. 
Setelah bolak balik, maka kita memilih coto makasar yang terletak di Jalan Ampera, milik Daeng Maman. 
Setelah sampai, kami memesan 2 buah coto makasar, 1 es palu butung, dan juga 1 teh tawar. Akhirnya pesanan kami datang, taraaaa........ dan obrolan singkat pun dimulai. 


-es palu butung- 
u: oh, es palu butung itu pisangnya gak dibungkus... oh,,, pake bubur sumsum juga
r: bubur beras, kali (katanya sambil mengaduk-aduk)
u: iya, dibuatnya memang dari beras, bubur sumsum
r: iya ini, ibu sering bikin... kok bubur sumsum sih, bubur beras... 
u: iya.... ini bubur dari tepung beras, namanya bubur sumsum... 
r: oh, bubur sumsum itu bukan dari sumsum tulang ya? 
* dooooooeeennnggggg*......... 


-sekian- 













Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer