Konferensi Ibu Profesional (2) : AYO KERJAKAN!

Sudah menyimak keseruan di hari pertama? kalau belum langsung simak di sini. 

Hari pertama sudah membuat "panas dingin" . Betapa banyak hal yang bisa kita kerjakan di sekitar kita. Nah, kini kita seseruan yuk di hari ke-2 

Hari ke-2 

Hari ke-2 makin ramai, karena hari ini ada beberapa peserta tambahan yang turut menyimak. Makin seru makin rame. 
Temu kangen tetap menjadi ajang seseruan di awal waktu, sarapan pagi bersama, berbagi oleh-oleh, rasanya seperti keluarga dekat. Dekat sekali. 


Bertemu bu Lina, sosok babat alas IP Karawang

Setelah seseruan bersama dengan senam ringan, di hari ke-2 ini hadir teman-teman yang lolos call for paper. Mereka adalah para wanita hebat yang sudah melakukan sesuatu bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya. Jika di hari pertama, hadir bu Septi sebagai contoh penggerak, maka hari kedua ini sosok penggerak hadir dari sahabat-sahabat terdekat kita. Ini bukti bahwa "everyone is a changemaker". 
Tim Karawang di hari ke=-2


Mbak Elfi, dari Jakarta. 
Mbak Elfi menceritakan mengenai gerakan yang hijrah nol sampah. Sebuah gerakan yang dimulai dari keluarga. Bagaimana keluarga mbak Efi memilah sampah hingga mendirikan bank sampah sebagai sebuah aksi nyata kepedulian pada sampah. Ya, tidak dipungkiri bahwa sampah adalah tantangan yang hadir disekitar kita. Berkolaborasi dengan IP Jakarta, membuat aksi hijrah nol sampah ini makin terasa manfaatnya. 

Mbak Indah dari Semarang, 
Mbak Indah membuat kampanye KLIK, sebagai salah satu bentuk kampanye beliau terhadap aksi bullying yang kerap terjadi. Setahun yang lalu saat LC, mbak Indah menceritakan aksi ini pada kami, dan komitmennya teruji sekali karena hingga hari ini kampanye KLIK ini makin besar dan meluas. Sama seperti mbak Efi, mbak Indah pun mengajak IP Semarang untuk berkolaborasi memperluas manfaatnya, 

Pak Adi, Mata Aksara, Jogja 
Pak Adi dan istrinya memiliki rumah baca mata aksara di Jogja. Tak hanya sekedar rumah baca, Pak Adi yang juga tokoh penggerak literasi membuat berbagai agenda kegiatan di mata aksara, seperti menulis, kerajinan tangan, dan sebagainya. Bahkan mata aksara juga menjadi salah satu rumah baca yang memberi pendampingan pada rumah baca yang baru akan buka, pendampingan ini tentu akan menguatkan bagi teman-teman yang semangat untuk memulai rumah baca seperti mata aksara. Tak heran rasanya jika mata aksara dilirik dan menjadi salah satu tempat kunjungan dari negara sahabat dari Afrika. 

Mbak Sasha, dari Lampung
Kegemaran Mbak Sasha dalam bidang akuntansi membuat ia dan keluarga melakukan aktivitas sosial yang luar biasa. Ia mengelola dana sedekah untuk pengembangan UMKM di daerah Lampung. Mbak Sasha melihat peluang ini dengan baik dan luar biasa, bagaimana dana sedekah akhirnya bisa memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat luas. 

Ibu Pamela, pemilik Pamela Supermarket 
Bagi warga jogja, siapa yang tidak mengenal Pamela Supermarket, salah satu supermarket terbesar di Jogjakarta. Ada tangan dingin Ibu Pamela dibalik suksesnya Pamela hingga hari ini. Mengawali dari warung kecil di tahun 1975, usaha Pamela berkembang hingga saat ini, tak hanya supermarket tapi juga merambah ke bisnis unit yang lainnya, seperti salon, KBIH, dll. Ibu Pamela menceritakan bahwa dalam proses panjang yang dilalui, ada peran suami yang luar biasa, bukan tanpa tantangan, tapi bu Pamela yakin " tak ada masalah yang tidak selesai". Oleh karenanya, Ibu Pamela memberikan tips bagaimana menjaga keseimbangan dalam rumah tangga dan karir diantaranya : 
1. Atur waktu bersama keluarga 
2. Punya waktu khusus dengan pasangan 
3. Menjaga kesehatan dan kecantikan 
4. Optimalkan waktu yang ada
5. Mengelola stress dengan baik. 

Mbak Elsy, dari Jogjakarta 
Mbak Elsy kali ini mengajak peserta untuk mulai sadar mengenai kesehatan mental. Sebagai seorang wanita yang memiliki berbagai peran dalam keseharian, kadang kita tidak menyadari bahwa kesehatan mental kita perlu dijaga. Ada banyak orang yang belum menyadari gejala kecemasan yang ada pada diri meraka jika tidak diselesaikan dengan baik akan memberikan dampak yang luar biasa, bahkan diantaranya mempengaruhi proses pengembangan diri dan pola pengasuhan anak. 
Mbak Elsy mengajak kita untuk "melek" bahwa, kesehatan mental bukanlah hal yang diremehkan, bahkan WHO sendiri menyatakan bahwa di tahun 2020, depresi menjadi beban no.2 dunia. Serem ya, semoga niat baik Mbak Elsy bisa terlaksana, agar para Ibu bisa tetap waras dan gembira saat membersamai keluarga. 

Mbak Uswah
Kegemarannya utak atik dapur membuat mbak Uswah terampil membuat eco enzym dari bahan-bahan dapur. Eco Enzym ini ternyata banyak sekali manfaatnya, mulai dari pembersih, sabun, bahkan ada yang menggunakannya untuk pengobatan. Membuatnya pun tidaklah sulit, cukup mempersiapkan air, gula merah, dan sampah dapur seperti kulit buah. Degan perbandingan 10 : 3 : 1, maka kita sudah bisa menciptakan eco enzym dari dapur kita sendiri. MasyaAllah ternyata hal-hal yang kita kira sampah mampu memberikan manfaat asal kita mau mengolahnya dengan benar. Sesi ini pun heboh sekali, karena mbak Uswah dengan terampil mendemokan bagaimana membuat eco enzym di rumah. 

Manajemen Masjid Jogokariyan
Keseruan hari ke-2 makin istimewa dengan hadirnya Ketua Takmir Masjid Jogokariyan. Ya, Masjid Jogokariyan merupakan salah satu masjid yang menjadi contoh di Indonesia karena pengelolaannya yang sangat baik. Maka, belajar dari Ketua Takmir-nya adalah hal yang menarik dan tak henti-hentinya dibuat ternganga, Masya Allah. 


Peta Dakwah Masjid Jogokariyan (doc : pribadi)

Ketika gambar ini muncul di layar, spontan saya hanya terdiam, dan yes, data talks, mengutip kata yang disampaikan oleh mbak Nesri. Di atas adalah peta lingkungan Jogokariyan, ada beberapa warna yang tentunya memiliki arti tersendiri. Merah untuk warga non muslim, hijau untuk warga muslim. Warna hijau pun memiliki gradasi yang beraneka rupa, dari yang paling samar hingga hijau tebal yang menandakan bahwa warga sudah aktif beraktivitas di Masjid. 

Data ini menjadi rujukan bagi tim takmir masjid untuk bisa melakukan aktivitas yang dibutuhkan umat, karena takmir adalah pelayan umat. 
Beberapa aktivitas yang dilakukan diantaranya : ATM Beras, pendampingan belajar sholat, pemberian bantuan bagi warga yang tidak mampu, dll. Tak heran jika pada Ramadhan lalu, Jogokariyan mengelola dana 5M untuk buka puasa dan kegiatan Ramadhan lainnya. 
Perjalanan panjang ini penuh tantangan, tapi yang selalu diyakini "Perubahan itu perlu pengorbanan". Jika dulu warga tak ingin di data, kini warga berbondong-bondong ingin di data karena mereka merasakan manfaat yang luar biasa dari pengolahan data yang tepat. Sehingga dua tahun sekali, Masjid Jogokariyan melakukan sensus pembaharuan data jamaah. 
Ada beberapa hal menarik yang dilakukan tim Jogokariyan untuk menghidupkan Masjid dan menjadikannya sebagai pusat peradaban, diantaranya : 
1. Memberi ulem-ulem , undangan untuk sholat jamaah di masjid. Undangannya pun cakep layaknya undangan pernikahan
2. Memberikan doorprize bagi warga jamaah yang datang ke masjid
3. Disediakan kopi susu 
4. Barang hilang - diganti takmir dengan yang baru. Hal ini sebagai salah satu bentuk tanggung jawab. Takmir adalah orang yang bertanggung jawab. 
5. Takmir adalah pelayan jamaah, bukan hanya pengurus masjid. Dengan mengubah mindset menjadi pelayan jamaah, maka masjid bisa menjadi pusat rujukan jamaah dan menjadi pusat peradaban. 


Mbak Restu, 
Mbak Restu mengajak kita untuk mencoba menyusun menu belajar anak usia 0-6 tahun menggunakan STPPA. Menarik sekali karena menu ini akan memudahkan para Ibu membuat indikator sederhana di setiap aktivitas yang anak-anak lakukan. Dari indikator yang ada di STPPA, mbak Restu meminta kita menyusun sebuah kalimat dengan menggunakan standar S-P-O-K, tujuannya agar memudahkan kita membuat indikator yang lebih detil dari sebelumnya, misalnya " Anak mampu memindahkan balon kecil sebanyak 5 kali dari mangkok besar ke mangkok kecil." nah, mudah bukan? 

Mbak Puri, 
Mbak Puri mengajak kita untuk lebih terampil bertanya sebagai salah satu cara penyelesaian masalah. "ask to solve". Dengan interaktif mbak Puri langsung memberikan contoh menarik serunya bertanya sebagai salah satu cara menyelesaikan masalah atau menemukan hal-hal baru yang akhirnya mengarah pada hal baru lainnya. Seru, ya! Dengan bertanya maka kita akan berfikir, semakin sering bertanya makin sering berfikir, dan bertanya lebih penting daripada menjawab. Ternyata betul, setelah kami praktek bersama dengan membuat beberapa pertanyaan dari sebuah benda, maka tanpa disadari kami menemukan banyak hal baru dan menarik yang makin memperkaya keilmuan yang dimiliki. So, mari bertanya!

Tak hanya itu, pada hari ke-2 ini pula, diberikan beberapa penghargaan bagi teman-teman yang sudah fokus menjadi "changemaker", ada mbak Ika dengan project keluarganya, ada mbak Husna dengan project autoimunnya, dan mbak Ressy dengan project baca buku putar-putar. Masya Allah, dengan hadirnya sosok-sosok yang dekat dengan kita semakin menguatkan bahwa everyone is a changemaker, yang harus kita lakukan hanyalah bersungguh-sungguh. 

Menjadi Perempuan Berdaya 
Melengkapi hari, di penghujung malam hadir Pak Dodik yang mengajak kita untuk menjadi wanita berdaya, wanita yang mampu untuk berkarya. Setelah seharian mendengar dan melihat hasil tokoh-tokoh pembaharu, Pak Dodik mengingatkan kembali bahwa meskipun setiap individu memiliki pola yang unik, tapi ada hal serupa, pola yang serupa ini yang bisa menjadi perekat dan memperkuat. Betul, melihat dan mendengar cerita teman-teman yang tampil sebelumnya, mereka semua memiliki tantangan yang berbeda, tapi satu pola yang sama - kesungguhan dalam menemukan solusi bagi tantangan. Hal inilah yang akhirnya membuat mereka ada di titik ini, keluarga pembaharu. 

Tak hanya itu, kami dingatkan lagi untuk menuliskan kembali apa yang muncul di benak kita, imajinasi kita terbatas, menulis akan membantunya menjadi luas. selain itu menulis akan memudahkan kita untuk mengingat kembali apa mimpi kita dan memudahkan kita saat berkomunikasi. Dari menulis pula kita akan menemukan pola yang bisa kita terapkan, pola ini unik, setiap individu memiliki pola yang berbeda dan tak perlu memaksakan pola kita kepada orang lain. 


Dream it - Do it - Share it - Grow it 

Begitu rumusnya, dan ketika kita bagikan (share it), you already become a changemaker! 
Catatan penting, tak perlu buru-buru share, kalau belum "DO", walk to talk!, Bagikan apa yang sudah kita kerjakan, sehingga terasa ringan saat melakukannya. 

So, are you ready? 

-Ummi- 

Komentar

Postingan Populer