MANAJER HANDAL KELUARGA : WAKTU


source : freepik
Kuliah martikulasi kali ini bertemakan ibu sebagai manajer keluarga yang handal, dan materi ini sedikit banyak menohok saya.. (aaaah.. tertohoook *jleb*)
Bagaimana tidak? Sebagai Istri kadang kita merasa jenuh dengan segala aktivitas rumah, yaa mungkin karena selama ini kita melaksanakan hanya sebagai bentuk menggugurkan kewajiban. ....."biasanya istri ya nyuci, biasanya ya masak, biasanya... dan biasanya biasanya yang lainnya" Padahal, sebagai istri, kita lah manajernya, kantornya? ya rumah kita sendiri. bebas berkreasi. Saya jadi teringat salah satu tulisan dari mbak Ayu Kinanthi yang di posting di facebooknya, disitu disampaikan bahwa sebagai istri kita bisa berkreasi, mengganti layout rumah, belajar desain interior, dan sebagainya, (hmmm... iya juga yaa...) .

Nah, karena berhubungan dengan manajemen nih, pas banget sama ilmu yang saya ingin pelajari lebih dalam, kali ini kami diminta untuk menyusun dynamic activity kita setiap hari. Loh kok dynamic? iya, karena akan berubah setiap hari, kalau rutinitas kan sama, nah mungkin ini juga yang bikin jenuh, makanya kita gunakan dynamic activity, jadi setiap hari bisa berubah -ubah, tapiii tertata. Ya kali aja besok nyapu halaman sambil joget, (lhaa,... :D).

Well, sebelum bercerita tentang dynamic activity saya, saya mau berbagi sedikit tentang manajemen waktu. Sejak kuliah tingkat akhir, terutama saat fokus mengerjakan skripsi, saya mulai membeli agenda dan menuliskan jadwal harian saya disitu (soalnya takut kelewat bimbingan, hahahahaha...), nah seiring selesai skripsi, selesai pula lah tulisan di agenda saya, sehingga biasanya nih menjelang bulan juli, agustus,yaaa .. wis kosong lah isi agendanya, eits... bukan karena saya ndak ada kegiatan, tapii karena memang EM-A-EL-E-ES buat nyatet, mengandalkan kekuatan memori. 

Beranjak kerja, mulai lagi menulis agenda, yaa karena mulai menyadari bahwa memori sudah mulai butuh stimulus tambahan, ples dengan rentetan meeting, shooting, editing, dan segala pekerjaan yang sangat amat dipepet tenggat waktu. kalau gak ada agenda? bubrah syalala deeh. bahkan dulu sampe di link ke google calender, tujuannya? supaya inget teruuus. 

Nah, setelah resign? Entah kenapa agenda itu rasanya udah gak perlu lagi, karena merasa udah gak sesibuk dulu, lebih fleksibel, jadi ndak perlu lah agenda-agenda macam itu. Tapi... ternyata lama-lama kok makin gak produktif ya. aktivitas harian sih ada, tapi sebatas rutinitas, yang lama-lama, bosyeeen. Nah, makin kesini makin sadar kalau gak bisa seperti itu, apalagi seperti yang disampaikan bu Septi dalam penyampaian materi martikulasi, fleksibel itu bukan berarti tidak ada jadwal, tapi... ada jadwal dan kita yang menyesuaikan dengan keadaan yang ada. (manggut-manggut..) Masa manager gak punya jadwal? . 

Dan, inilah hasil perenungan saya. Dulu saya hanya menuliskan rutinitas harian, tapi ternyata perlu naik level, jadi saya mengubahnya menjadi aktivas dinamis. Kita lihat dulu satu per satu. Kita mulai dari mengelompokan aktivitas yang penting dan kurang penting yang mengarah ke gak penting. 

Tiga aktivitas yang paling penting di kegiatan selama ini
1. Ibadah 
2. Menyiapkan materi baik kuliah maupun online shop
3. House keeping (termasuk husband's things) 

Tiga aktivitas yang gak penting di kegiatan selama ini
1. Stalking (browsing yang kebablasan, hehehehe) 
2. Over slept ( istirahat yang kebablasan, atau me time yang kebablasan) 
3. distraction activity ( streaming saat buka laptop, yang ujung-ujungnya streaming dan gak fokus nyiapin materi )

Nah, setelah melihat dua bagian di atas, kira -kira selama ini waktu yang ada habis untuk yang mana? ayooo siapa bisa tebak? (ya kali live chating..heheh). iyes udah jelas terlihat banget yang paling banyak habis untuk aktivitas yang kurang penting yang mengarah ke gak penting. 

Nah, trus gimana? Cara selanjutnya adalah, aktivitas yang paling penting itu yang menjadi patokan kita dalam membuat dynamic activity, dengan begitu, aktivitas lain akan mengikuti. 

Ini hasilnya

Nah, di atas adalah hasil dynamic activity a.la saya. Sudah dicoba? sudah, hasilnya? memang belum baik, lebih banyak fleksibel nya , tapiii paling tidak jadi lebih tertata dan lebih jelas apa yang terjadi. Proses itu yang paling penting. 

Nah, menarik yaaa, menata waktu adalah langkah awal saya untuk mengupgrade diri menjadi manajer keluarga. Semoga Allah mudahkan, ganbatte!!! yihaaa... 

Semoga teman-teman dapat mengambil hikmah dari tulisan saya. 

love 

Ummi
IIP Karawang 

Komentar

Postingan Populer