NHW3 : RUMAH SEBAGAI PUSAT PERADABAN

NHW 3 kali ini bener bener deeeh... bikin hati lebih galau dari kemarin, bikin baper kalau kata anak muda zaman sekarang. 

Dimulai dari materi yang diberikan, yang mengingatkan kembali peran wanita, Ibu sebagai sosok yang berpengaruh dalam peradaban. iya, karena memang Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya, so betul memang ketika peradaban itu berawal dari rumah. 

Selanjutnya, kami diminta membuat surat cinta kepada pasangan, naaah ini nih yang bikin makin berkecamuk. Menulis surat cinta memang bukan yang pertama kali buatku, karena sejak menikah, aku sudah beberapa kali menuliskan surat cinta kepada suami, walaupun demikian, tetap saja ada rasa deg degan ketika diminta untuk menuliskan kembali. supeeeer duper deeeh... 

Bagaimana aku tak jatuh cinta

Bagaiamana aku tak jatuh cinta, tema itu yang ku pilih untuk surat cinta ku kali ini. Dalam surat tersebut, kuceritakan semua proses yang ku alami, saat aku mengatakan "iya" menerima lamarannya. berbagai cerita mengapa aku jatuh cinta padanya. rasanya? nanoooo nanoooo... kalau mau ngumpet ngumpet deeeeh karena isin hahaahahha....


cuplikan surat cinta yang diberikan 
Nah, setelah selesai menulis, langsung deh diberikan ke suami. dan aku pun langsung pura-pura merem, isiiiiiiin hahahaahahaaa ....
Responnya?  Katanya, " aku gak pinter nulis kayak kamu, terima kasih sudah mencintaiku " aaaaaaah tambah isiiiiin , hahahahahah *lebay* 
Akhrnya kami pun jadi mengingat ingat kembali awal pertemuan dulu, bagaimana proses suami hingga akhirnya berani mengajukan proposal saat kami makan di bebek kaleyo (hahahaha, ini nulis sambil cengengesan sendiri). Cerita seru yang kalau gak di stop bisa sampai pagi, padahal besok suami harus berangkat pagi-pagi ke kantor. 
Masya Allah, surat cinta bikin bener bener jatuh cinta lagi, sampe muka tersenyum tersipu-sipu, merah merona hahahaa.... 

See your self 
Diskusi pun berlanjut, saya bertanya ke suami kenapa saya ada disini bersama-mu, apa maksud dari semua ini? jawaban suami singkat padat yang membuat saya makin berfikir gak karuan, alias berfikir lebih dalam lebih dalam lebih dalam " Saya memilihmu, itu lah kenapa kamu disini, saya melihat sosok Ibu di dirimu, Ibu untuk anak-anak ku ", katanya. waaaah rasaneeee, kalau kata host MTV zaman dulu "pokoknya loove melulu". 
Saya coba melihat potensi yang saya miliki, dan saya pun mulai berfikir. Saya ada disini, menikah dengannya karena memang saya adalah jawaban do'a-doanya, dan begitu pun sebaliknya. Di hati kecil saya dulu, saya ingin menjadi ibu rumah tangga yang bisa berkarya, dan saya temukan itu di suami. Beliau mengizinkan saya berkarya, mengizinkan saya mengajar, aktif berkegiatan tanpa meninggalkan peran saya sebagai ibu rumah tangga. Masya Allah. 
Semakin kesini, saya menyadari bahwa saya dan suami saling melengkapi. Suami yang sangat controlling, mampu mengarahkan saya yang terkadang agak undercontrolled. Saya yang penuh semangat dan ceria, bisa menjadi penyemangat dan teman berbagi ketika suami saya jenuh dengan aktivitasnya. Ternyata kami saling melengkapi, berkembang dan bertumbuh bersama. Alhamdulillah Ya Allah. 
Saya yang senang berbagi, bisa menjadi sahabat tak hanya untuk suami, tapi untuk keluarga suami. Bahkan menjadi teman cerita adik ipar saya. Alhamdulillah, kini saya makin menyadari, kenapa saya ada disini. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Sungguh Allah memang Maha Menata. 
Tuh kan, gimana saya gak jatuh cinta? heheheh

My Environment 
Sejak kecil saya dan keluarga sudah berpindah-pindah dari satu pulau ke pulau lainnya, senang sekali rasanya. Tinggal di tempat yang berbeda seru sekali, karena banyak teman, banyak pengalaman baru. Sejak menikah, saya pindah dari Jakarta menuju Karawang, kota asing bagi saya. Namun dari awal saya sudah bertekad, saya akan ikut suami, sama seperti mama saya yang setia menemai papah pindah-pindah kota. Saya percaya tinggal bersama menjadikan kami lebih kuat. Sejak menikah, kami sudah beberapa kali mencari tempat untuk tinggal, mulai dari cikarang, delta mas, jababeka, seputaran galuh mas, namun entah kenapa selalu balik lagi di tempat kami tinggal sekarang. 
Alhamdulillah lingkungan ini adalah lingkungan yang baik menurut kami. Alhamdulillah, lingkungan yang dekat dengan masjid, tetangga yang baik, ramah, Masya Allah, berkah yang luar biasa buat kami. Dan hikmah yang luar biasa yang kami rasakan adalah, makin kesini makin terasa bahwa Allah menjaga kami di lingkungan ini. 

Tantangan tinggal dilingkungan ini adalah karena ini lingkungan baru buat kami. Alhamdulillah pengalaman berpindah-pindah, dan melihat contoh dari orang tua, membuat kami dapat beradaptasi dengan cepat dan baik disini. Tantangan selanjutnya bagi saya dan suami adalah, bagaimana menyiapkan diri untuk menjadi orang tua untuk anak-anak kami nanti

Alhamdulillah Allah menempatkan kami disini, dan kami merasa di lingkungan ini saya dan suami menjadi individu yang berkembang dan bertumbuh dengan baik. Ternyata Karawang menjadikan saya bertemu dengan tetangga yang hebat, IIP Karawang, teman-teman dan anak-anak ku di kampus LP3I, teman-teman di Toyota, teman-teman muslim mommypreneur, komunitas online lainnya, yang mungkin saya gak dapatkan kalau saya masih asyik kerja di Jakarta. Ternyata di Karawang saya jadi bisa lebih menyalurkan potensi yang saya miliki, berkumpul dengan komunitas positif, berbagi lewat mengajar dan lingkungan RT, belajar lewat komunitas positif.  Masya Allah betul memang yang disampaikan oleh Allah, bahwa Allah akan menempatkan kita di tempat-tempat yang diberkahi. 
Demikian cerita singkat dari saya, semoga menginspirasi 

Salam 

Ummi 
IIP Karawang

Komentar

Postingan Populer