NHW 10 : MEMBANGUN KOMUNITAS MEMBANGUN PERADABAN

Bismillah, 

Belajar di matrikulasi IIP ini memang bertahap, one bit at a time. slice per slice, sepotong demi sepotong. Tujuannya? supaya kita benar-benar menikmati proses yang sedang digali, supaya bisa lebih memahami pelan-pelan tentang diri kita, sehingga lebih merasuk ke dalam jiwa *tsaaah. 

Well, setelah di NHW sebelumnya kami diminta untuk menemukan peran personal, kali ini kami diminta untuk menemukan dan menggambarkan peran dalam komunitas. Kenapa komunitas? karena sejatinya, individu dan komunitas berjalan seiringan. Manusia adalah makhluk sosial yang butuh berteman, berkumpul, untuk membantunya berkembang. 

Institut Ibu Profesional 

Saya yakin ada peran Allah Yang Maha Menata disini. Setelah memutuskan resign dan pindah ke karawang, saya mencoba mencari-cari wadah yang pas untuk saya bisa bersosialisasi dan berkembang dengan baik. Yes, sejak muda saya suka sekali berkomunitas, misalnya fosma (forum silaturahmi mahasiswa), gemah (gerakan asmaul husna), yisc (youth islamic study club), dan rasanya komunitas memang jadi wadah yang pas. bertemu-lah saya dengan komunitas ini, ketika ada seminar entrepreneur bersama Teh Utisah dan Teh Ucu, dari situ mulai berkumpul di grup WA, mulai ikut beberapa kopdar, menjadi panitia seminar dan sebagainya. 

Saya seperti menemukan tempat aktualisasi yang pas, terlebih latar belakang pendidikan saya di psikologi, membantu saya untuk bisa lebih banyak mengulang-ulang materi kuliah, dengan berbagi bersama Ibu-ibu di grup WA. 

Networking saya dengan beberapa teman di beberapa kota dengan berbagai latar belakang, memudahkan saya juga untuk mengundang mereka berpartisipasi menjadi narasumber kulwhapp IIP Karawang. Masya Allah. Resume beberapa kulwhapp cek di blog iip yaa : ibuprofesionalkarawang.blogspot.com

Nah seiring berjalan waktu, dan beberapa dinamika yang terjadi di IIP Karawang, mengantarkan saya menjadi kandidat koordinator komunitas / kota. *fyuuuh.. Ibu Lina, salah satu penggagas IIP Karawang, harus menunaikan tugasnya sebagai anak, yang mengharuskan beliau lebih banyak tinggal di Jogja. Sedangkan, sayang rasanya komunitas yang sudah terbangun dinamis ini harus berhenti saat ditinggalkan oleh penggagasnya. Masih banyak Ibu di luar sana yang membutuhkan tempat seperti ini. 

Koordinator komunitas/ kota

Berulang kali saya menolak, saat berulangkali ditawarkan. Alasannya? sederhana "saya belum siap, saya merasa belum mampu mengemban peran itu". Saya merasa mayoritas member IIP lebih banyak yang ingin diskusi seputar anak, nah saya.. hmmm.. masih on going, jadi you know lah! rasanya belum pas. Again!!, rasanya...

Sampai tiba di satu titik, kuliah matrikulasi ini, yang makin menyadarkan peran apa yang Allah berikan pada saya sebagai salah satu agen perubahan di bumi ini. Di situ saya mulai berfikir, bisa jadi peran ini lah yang mampu menambah 10.000 jam terbang saya, peran ini lah yang mampu memaksimalkan kemampuan yang saya miliki, yang kuat di networking, educator, ya... mungkin ini mau-nya Allah!. Saya? manut. Bismillah. Setelah izin ke suami, Alhamdulillah diizinkan, makin ringan rasanya. Apalagi dengan tim inti IIP Karawang yang sudah seperti keluarga, Masya Allah, nikmat banget!

Kondisi member saat ini
Banyak member IIP Karawang yang punya potensi luar biasa, namun kadang dari mereka lebih banyak yang silent reader. Lalu gimana? sebisa mungkin setiap hari ada diskusi bermutu, sampai-sampai ada beberapa member yang mengatakan, "kalau gak dibuka, gak scroll pelan-pelan, sayang, karena semuanya ada "isi" nya" Denger kalimat itu rasanya, nyees... Banyak dari member yang bukan asli Karawang, pendatang dari luar Karawang, baik dari Jawa barat sendiri, atau bahkan dari daerah lain. Hal ini membuat suasana grup menjadi dinamis, dan tak jarang menjadi ajang reuni. Sebagian besar member adalah pebisnis, baik dalam ranah online maupun offline, sehingga topik diskusi yang paling disukai adalah topik seputar bisnis, juga tentang kecantikan dan kesehatan. 
member sangat aktif ketika kulwhapp, sampai -sampai beberapa narasumber selalu bilang "heboh banget diskusinya, memang selalu begitu ya!" Masya Allah. 


Tantangan yang dihadapi
Tantangan paling berat adalah justru dari diri sendiri, bagaimana saya terus berusaha untuk memantaskan diri, dan sebisa mungkin memberikan yang terbaik dari yang saya bisa. Tantangan komunitas adalah bagaimana supaya makin banyak member yang tumbuh rasa berbagi nya, sehingga makin kaya. Walaupun akhir-akhir ini sudah mulai banyak silent reader yang akhirnya aktif memberikan apa yang dimilikinya, namun masih banyak juga silent reader yang lainnya. 

Bakat yang diberikan dan bagaimana memaksimalkannya 
Ya, saya adalah individu yang kuat di networking dan communicating. Nah ini yang saya manfaatkan untuk mengembangkan dinamika kelompok. Kalau saya belum mampu berbagi karena minimnya pengalaman yang saya miliki, maka setidaknya saya menjadi penghubung bagi individu yang haus ilmu dan individu yang siap berbagi. Semoga Allah mudahkan. 

Rencana Tahun Depan
Ingin sekali bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh member IIP, dengan makin banyak mengadakan acara-acara pembelajaran, baik online maupun offline. Ini pun selaras dengan rencana pribadi di masa depan. Harapannya, dengan makin banyak anggota yang berperan aktif, makin aktif pula komunitas ini. Semoga Allah mudahkan! 

Andaikata ada 1000 ibu yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga , maka salah satunya Saya.  

Andaikata ada 100 Ibu yang mau memperjuangkan peradaban melalui pendidikan anak dan keluarga, maka salah satunya pasti saya. 

Andaikata hanya ada 1 Ibu saja yang mau memperjuangkan pendidikan anak dan keluarga, maka itulah saya. 

quote by Ibu Septi Peni. 

Salam, 

Ummi 
IIP Karawang


Komentar

Postingan Populer