REVIEW DIRI -CEK RICEK : TEMU BAKAT
Bismillah,
Tak terasa sudah masuk di minggu ke-7 kuliah martikulasi IIP. Rasanya makin kesini tugasnya, makin ajaib, tapi... bener deh kalau dari awal sudah jelas mau apa, makin kesini, makin mudah mengerjakan NHW-nya, dan makin menghayati.
Nah, kali ini kami diminta untuk me-review tugas 1-6 dengan analisis yang lebih dalam. Kami diminta untuk membuka salah satu tools mengenai bakat, yakni temubakat.com setelah mengisi, maka kami diminta untuk mencocokan dengan jawaban NHW dari 1-6. Hmmm menarik deh.
Nah, tools ini sengaja diberikan pada pertemuan ke-7, mengapa? supaya kita lebih mengenal diri kita sendiri secara alami, lalu kita konfirmasi dengan alat. Bukan sebaliknya. Saya pun setuju, instropeksi, observasi, wawancara, adalah memang teknik paling mendasar dalam mengenal diri. Saat kuliah dulu pun, kita melakukan observasi, wawancara dulu sebelum mengambil mata kuliah alat tes. (saya dulu kuliah di psikologi -yakali penasaran-) . Observasi, wawancara, instropeksi mengajarkan kita untuk lebih peka. Kalau ke diri sendiri aja kita peka, In Syaa Allah kita pun lebih peka kepada sekitar kita.
Nah, balik ke tes bakat diatas, saya sudah pernah melakukannya tahun lalu, lalu sekarang saya coba lagi. hasilnya? berbeda tapii tetep ada yang mirip. Kok bisa? Ya bisa doong, oh yayayayayaa (macam acara net tv) . Nah, perbedaan hasil tes bisa jadi karena beberapa faktor, diantaranya :
Bias, yes kadang saat kita mengisi alat tes, terjadi bias, atau pengaruh, entah dari dalam ataupun dari luar, sehingga apa yang kita isi/ jawab, bukanlah jawaban dari dalam hati, bukan jawaban yang jujur, tapi jawaban "harapan" seperti kebanyakan orang.
Kok bisa muncul jawaban "harapan"? Bisa jadi, karena kita belum mengenal diri kita sendiri, kita belum tau tujuan kita apa, sehingga kita masih "berkiblat" pada kesuksesan/ jalan hidup/ pandangan orang lain. Padahal setiap orang punya arti sukses yang berbeda-beda.
Faktor lain adalah, karena individu yang makin berkembang, sehingga ada beberapa faktor yang dulu ada sekarang melemah, dan ada beberapa faktor yang makin menguat. Kok bisa? ya, karena individu tersebut ingin berubah ke arah yang lebih baik, menikmati prosesnya, dan yes, hasil mengikuti proses yang kita lakukan.
So, inilah hasil tes temubakat saya.
Nah, di atas adalah hasil tes temu bakat saya. Kiri adalah tes pertama, sekitar tahun lalu, kanan baru saja tadi siang. Terlihat dari 2 tes di atas, terutama di bagian yang saya beri tanda kotak. Ada sedikit perbedaan. Kalau dulu strength nya ada 5 poin, kini hanya fokus ke 3, dan tetap sama. apa artinya? saya sih merasa karena saya sudah mulai lebih fokus sama apa yang saya mau, mulai fokus ke jurusan yang saya ambil, sehingga hasilnya tetap sama dengan prosentase yang meningkat.
Kalau dicocokan dengan NHW sebelumnya, alhamdulillah sejalan seirama. Ah rasanya, meleleh gitu.
Nah, lanjut. Setelah konfirmasi dengan tes bakat di atas, kami diminta untuk membuat kuadran aktivitas, dengan memilah milah
1. aktivitas SUKA dan BISA
2. aktivitas SUKA tapi TIDAK BISA
3. aktivitas TIDAK SUKA tapi BISA
4. aktivitas TIDAK SUKA dan TIDAK BISA
agak PR sih bikin ini, tapi mari kita coba bersama-sama. saya rasa kuadran ini membantu kita untuk memilah-milah, mana aktivitas yang bisa kita lakukan/ prioritaskan mana yang bisa kita subkontrak-an.
Nah, kuadran ini pun ternyata selaras dengan tes hasil di temubakat.com . makin menarik aja nih jadinya.
Well, sepertinya itu dulu untuk kali ini, selamat membaca, semoga menginspirasi.
salam,
Ummi
IIP Karawang
Tak terasa sudah masuk di minggu ke-7 kuliah martikulasi IIP. Rasanya makin kesini tugasnya, makin ajaib, tapi... bener deh kalau dari awal sudah jelas mau apa, makin kesini, makin mudah mengerjakan NHW-nya, dan makin menghayati.
Nah, kali ini kami diminta untuk me-review tugas 1-6 dengan analisis yang lebih dalam. Kami diminta untuk membuka salah satu tools mengenai bakat, yakni temubakat.com setelah mengisi, maka kami diminta untuk mencocokan dengan jawaban NHW dari 1-6. Hmmm menarik deh.
Nah, tools ini sengaja diberikan pada pertemuan ke-7, mengapa? supaya kita lebih mengenal diri kita sendiri secara alami, lalu kita konfirmasi dengan alat. Bukan sebaliknya. Saya pun setuju, instropeksi, observasi, wawancara, adalah memang teknik paling mendasar dalam mengenal diri. Saat kuliah dulu pun, kita melakukan observasi, wawancara dulu sebelum mengambil mata kuliah alat tes. (saya dulu kuliah di psikologi -yakali penasaran-) . Observasi, wawancara, instropeksi mengajarkan kita untuk lebih peka. Kalau ke diri sendiri aja kita peka, In Syaa Allah kita pun lebih peka kepada sekitar kita.
Nah, balik ke tes bakat diatas, saya sudah pernah melakukannya tahun lalu, lalu sekarang saya coba lagi. hasilnya? berbeda tapii tetep ada yang mirip. Kok bisa? Ya bisa doong, oh yayayayayaa (macam acara net tv) . Nah, perbedaan hasil tes bisa jadi karena beberapa faktor, diantaranya :
Bias, yes kadang saat kita mengisi alat tes, terjadi bias, atau pengaruh, entah dari dalam ataupun dari luar, sehingga apa yang kita isi/ jawab, bukanlah jawaban dari dalam hati, bukan jawaban yang jujur, tapi jawaban "harapan" seperti kebanyakan orang.
Kok bisa muncul jawaban "harapan"? Bisa jadi, karena kita belum mengenal diri kita sendiri, kita belum tau tujuan kita apa, sehingga kita masih "berkiblat" pada kesuksesan/ jalan hidup/ pandangan orang lain. Padahal setiap orang punya arti sukses yang berbeda-beda.
Faktor lain adalah, karena individu yang makin berkembang, sehingga ada beberapa faktor yang dulu ada sekarang melemah, dan ada beberapa faktor yang makin menguat. Kok bisa? ya, karena individu tersebut ingin berubah ke arah yang lebih baik, menikmati prosesnya, dan yes, hasil mengikuti proses yang kita lakukan.
So, inilah hasil tes temubakat saya.
kiri : tes pertama, kanan : tes terbaru |
Kalau dicocokan dengan NHW sebelumnya, alhamdulillah sejalan seirama. Ah rasanya, meleleh gitu.
Nah, lanjut. Setelah konfirmasi dengan tes bakat di atas, kami diminta untuk membuat kuadran aktivitas, dengan memilah milah
1. aktivitas SUKA dan BISA
2. aktivitas SUKA tapi TIDAK BISA
3. aktivitas TIDAK SUKA tapi BISA
4. aktivitas TIDAK SUKA dan TIDAK BISA
agak PR sih bikin ini, tapi mari kita coba bersama-sama. saya rasa kuadran ini membantu kita untuk memilah-milah, mana aktivitas yang bisa kita lakukan/ prioritaskan mana yang bisa kita subkontrak-an.
kuadran aktivitas |
Well, sepertinya itu dulu untuk kali ini, selamat membaca, semoga menginspirasi.
salam,
Ummi
IIP Karawang
Komentar
Posting Komentar