Review Bunsay 1 : Konsep diri Gender pada Anak Usia Pra Latih (0-7 tahun)

Memasuki level 11, Fitrah Seksualitas, metode belajar bunsay semakin beragam dan kali ini kami dihadapkan untuk mulai bekerja dalam kelompok kecil, yang selanjutnya masing-masing kelompok kecil tersebut harus presentasi di grup utama. 

apakah itu saja? tentu tidak. Setiap individu selanjutnya diminta untuk membuat review sendiri berdasarkan hasil presentasi malam itu. 

Nah, kelompok pertama yang presentasi kali ini adalah kelompok one eleven, kelompok saya (ecieeee) dan berikut review singkatnya 

Topik pembahasan : 

Membangun konsep diri untuk gender pada anak usia pra latih (0-7 tahun). 

Latar Belakang : 
Di masa sekarang, semakin banyak dan semakin berani para pria yang berdandan ala-ala wanita. Selebgram misalnya, mereka berdandan ala-ala wanita untuk membuat konten-konten menarik. Lucu sih, menarik sih, tapi bahayaaa... karena membuat konsep diri jadi tidak jelas, dan membuat orang beranggapan wajar ketika seseorang bebas ingin berperan sebagai pria atau wanita. Pengaruhnya luar biasa, apalagi mereka memiliki follower yang tidak sedikit. 

Ditambah lagi, ada beberapa ibu-ibu yang suka mendandani anak laki-lakinya dengan busana wanita (dikerudungi, misalnya), lalu di post di social media karena beranggapan anak laki-lakinya cantik. kaaan, bahaya

infografis tantangan gender masa kini 
Nah, dari latar belakang tersebut kita mulai menarik mundur bahwa perlu menanamkan konsep diri yang jelas dari awal mengenai gender. jelas laki-laki atau perempuan, hanya dua saja. Penanaman konsep ini dimulai dari usia dini, usia pra latih (0-7 tahun). 

Apa manfaatnya : 
Konsep diri yang jelas, akan membantu individu memiliki peran yang jelas, dan dengan demikian individu tersebut akan berlaku sesuai dengan perannya. 

Ketika sudah jelas dari awal ia laki-laki, maka ia akan fokus berperan sebagai laki-laki, walaupun badai menghadang dari segala penjuru. jelas perannya. 

Manfaat lainnya, yuk disimak di infografis di bawah ini

infografis : pentingnya fitrah seksualitas

Nah, lalu bagaimana caranya? kita mulai dari pemahaman apa itu fitrah seksualitas. 
FItrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berfikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan fitrahnya. yakni sebagai laki laki sejati atau perempuan sejati. 

Yuk, disimak sekilas tentang fitrah seksualitas di bawah ini: 



infografis : fitrah seksualitas

Solusinya? 
Solusi paling utama membangun konsep diri gender pada anak adalah kehadiran keluarga sebagai tempat bertanya paling utama. 
Tak perlu tabu membicarakan tentang pendidikan seks di dalam keluarga, justru orang tua harus menjadi tempat utama bagi anak-anak saat mereka ada pertanyaan seputar seks, agar mereka tidak penasaran lagi mencari jawaban di luar sana dan dari sumber yang tidak jelas. 
Menjadikan kitab suci sebagai pedoman dalam mengajarkan pendidikan seks. Sehingga anak merasa bahwa seks itu fitrah yang dimiliki oleh semua orang. 

Kapan dimulai? 
Menurut jurnal yang dibaca, pendidikan seks bisa dimulai dari 6 bulan, saat anak sudah mulai bisa mendengar dan membedakan mana suara laki-laki dan suara perempuan. suara laki-laki ditandai dengan suara ayah, dan suara perempuan ditandai dengan ibu. Bagaimana jika orangtua tidak lengkap? perlu dihadirkan sosok yang berperan sebagai pelengkap dari orangtua, bisa paman, bude, kakek, nenek. 

Nah, lebih detailnya silakan perhatikan infografis di bawah ini : 

infografis : solusi untuk pendidikan seks

Semoga pembahasan singkat ini bisa menambah wawasan kita dalam mendidik anak. 

Komentar

Postingan Populer